Diary · Foto · Traveling

Yuk, Jalan Ke Yogyakarta! (Part 3)

Jogja_352_091(HDR)K

Traveling – It leaves you speechless, then turns you into a storyteller (Ibn Batuta)

Pak Nyoto melewatkan mobilnya melalui jalur alternatif. Tak ada ruko maupun gedung tinggi. Yang ada hanya hijaunya sawah, gunung di kejauhan, dan rumah-rumah penduduk. Pemandangan yang menyegarkan. Ia mengantarkan kami ke tempat sebuah adventure tour bertajuk Merapi Volcano Tour.

Wisata petualangan ini mengajak pengunjung untuk melihat daerah yang terkena imbas letusan gunung Merapi beberapa tahun silam. FYI, Merapi adalah salah satu gunung berapi dengan aktivitas tinggi. Siklus letusannya kira-kira enam tahun sekali. Dan, terakhir meletus pada tahun 2010 (Saat tahu akan ke sini, saya berharap siklus ini tidak berubah memendek saat berkunjung ke sana).

Ada 3 rute yang bisa dipilih untuk wisata ini. Rute pendek dengan durasi 1 – 1,5 jam, tarif: Rp. 250.000; rute menengah dengan durasi 2 – 2,5 jam, tarif: Rp. 350.000; dan rute panjang dengan durasi 3 jam, tarif: Rp. 450.000. Harga segitu itu per paket alias per mobil, ya. Dengan maksimal penumpang 4 orang (walau saya melihat ada yang diisi 5-6 orang). Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di situs ini. Kami memilih rute pendek.

Dikatakan petualangan, karena kami tidak menggunakan mobil biasa, melainkan dengan jeep 4WD, melalui jalanan terjal berkerikil, yang tentu saja sama sekali tidak beraspal. Lengkingan ibu-ibu dan beberapa perempuan terdengar di kanan-kiri saat jeep kami berusaha menyalip. Saya dan kedua teman saya memandang heran. Namun, sopir saya lebih heran lagi, karena kami tidak memekik seperti pengunjung wanita yang lain. Ia kemudian melewatkan kami ke lintasan alternatif yang lebih terjal.

Tadinya, saya tidak tahu taktiknya. Namun, kedoknya terbongkar saat ia berusaha mengambil jalan samping menukik hingga mobil seakan-akan hampir rubuh ke kiri. Ia berteriak ‘Aaa…’ untuk memancing kami mengikutinya. Tapi, bukannya memekik, Nila teman saya justru berujar kalem sembari terkekeh, ‘Mas-nya iseng banget, ya. heheheh…’. Pekikan jadi-jadiannya berubah mengecil. Garing. Hahaha…

Ah, si Mas tidak tahu, percuma berusaha menakuti kami. Linda, teman saya, di balik tampang lembutnya, dia-lah yang paling demen wisata beginian. Nila, orangnya terlalu cuek untuk ditakut-takuti. Sedangkan, saya? Jangan menakuti fotografer. Yang kami kuatirkan hanya kualitas gambar kami. Jadi, alih-alih merasa takut, saya justru sibuk menyeimbangkan diri agar tidak terlalu terguncang dan hasil gambar saya tidak menjadi blur. :p

Harga segitu untuk pengalaman minimal 1 jam, mahal? Mungkin. Tapi, menurut saya bisa diakali dengan sharing cost dengan teman. Lagipula, menurut saya, pengalaman ini worth it. Lihat saja foto-foto yang saya dapat dari perjalanan singkat ini (maaf, ukuran ‘worth it’ bagi seorang fotografer teteup adalah dari kuantitas dan kualitas foto yang didapatkan. Hihihi…):

Jogja_356_093K

Ramai-ramai mengabadikan Merapi

Jogja_370_096(HDR)K

ray of light

Jogja_362_095K

tarian ranting

Dan, yang paling bikin tambah worth it, apalagi kalau bukan foto narsis dengan latar keren seperti ini.

Jogja_364_014K

Jogja_380_016K

Usaha terakhir si mas driver untuk membuat kita berteriak: memarkirkan mobilnya di batu cadas. Teteup gak sukses. Tapi, demi ‘ketenangan’ batinnya, saya pose teriak aja, deh. :p

 

Hari sudah beranjak senja saat kami kembali ke camp. Waktunya ke Borobudur. Yap, malam ini kami akan menginap di sekitar sana karena akan melihat sunrise esok paginya di candi itu.

Cerita sebelumnya: Part 1, Part 2

Cerita selanjutnya: Part 4

25 tanggapan untuk “Yuk, Jalan Ke Yogyakarta! (Part 3)

Tinggalkan Balasan ke Mirna Batalkan balasan