Diary · Postingan GaJe

Malu Bertanya Sesat di Jalan, Kebanyakan Nanya…Merepotkan!

*Saya bukanlah orang yang suka membaca buku panduan. Menurut saya, membaca buku panduan itu ribet dan merepotkan. Bagi saya, learning by doing adalah cara terbaik untuk belajar. Jadi, setiap beroleh gadget baru, langsung aja saya klak-klik tombolnya, dan lihat apa yang terjadi kemudian (eh eh… tapi peringatan yang muncul masih dibaca kok. kalo gak, bisa berabe jadinya).*

Jadi ceritanya, pada tanggal 27 Juli kemarin, teman saya Deddy Andaka meluncurkan ‘kro.co’ dan mengumumkannya di blog miliknya. Berbekal  iseng dan rasa penasaran, saya membuka link di postingannya itu. Setelah masuk ke website yang terhubung di link itu, tanpa membaca beranda, ihwal, ketentuan, dan sebagainya, langsung saja saya memasukkan URL panjang seperti yang diminta. Saya mengetik alamat blog ini pada kotak, lalu menekan ‘kroco!’. Menunggu 3 detik, lalu muncullah link ini http://kro.co/mTwN.

“Eh, lucu!”, pikir saya. Lalu saya klik ‘berbagi’ di bawah link tersebut. Saya pilih twitter. Dan, link tersebut muncul sebagai status di twitter saya.

Sambil garuk-garuk kepala, barulah saya bertanya-tanya, “Ini sebenarnya untuk apa, yaa?” (dodol benerrr!!!)

Dengan me-retweet status yang ada link-nya itu, saya minta penjelasan dari si pembuat kroco. Siapa lagi, kalau bukan Deddy.

Lama saya tunggu, “Kok gak dijawab-jawab?”, pikir saya. “Mungkin sibuk”, saya berprasangka baik.

Dua hari kemudian, muncul posting baru di blog teman saya itu. Isinya adalah penjelasan mengenai kroco.

Saya baru sadar, twitter itu kan hanya terdiri dari 140 karakter per status. Masak iya, saya mau mendapat penjelasan sepanjang itu melalui jawaban di twitter? Butuh berapa status, tuh?

Betewe, makasih ya Ded, atas penjelasannya. :)

Ketidaksabaran ini sayangnya juga sering saya lakukan pada sang kakak, Mas Nuzli. Kebetulan, mas saya itu adalah lulusan teknik komputer. Jadi, jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan teknologi, komputer, program, ataupun gadget, langsung saja saya bertanya padanya.

Sebagai kakak yang baik, pasti dong,  ia berusaha untuk menjawab pertanyaan adiknya. Berbekal ilmu yang dikuasai, ia menjelaskan jawabannya lengkap dengan berbagai istilah teknologi yang sebagian besar tidak saya ketahui.

Saya bengong mendengarkan semua istilah itu. Namun, saya tak menyerah. Kali ini saya bertanya tentang SETIAP istilah yang ia sebutkan. Maksudnya sih, siapa tahu aja setelah mengerti arti dari semua istilah itu, pada akhirnya saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan pertama saya. Jawaban yang saya mengerti, tentunya.

Tapi eh, makin ditanya ternyata makin banyak istilah yang keluar, yang membuat saya makin gak ngerti.

Lalu, tanpa rasa bersalah saya bilang sama Mas Nuzli, “Njelasin segitu aja, kok ribet ya?” *sambil garuk-garuk kepala dan berlalu meninggalkannya, memutuskan untuk mencari tahu sendiri*

Kakak saya hanya bisa menghela nafas panjang (panjaaangg sekaliii… *lebay*) dan geleng-geleng kepala.

Setelah lama, baru saya sadar. Yaeyalah… pantesan aja Mas Nuzli frustasi. Ilmu yang ia pelajari dengan sungguh-sungguh selama lima tahun duduk di bangku kuliah, dan saya berharap minta dijelaskan dalam waktu lima menit! Kalau benar bisa begitu, mending gak usah kuliah aja dong… :P

Maafin adikmu yang suka merepotkan ini ya, Mas… :)

5 tanggapan untuk “Malu Bertanya Sesat di Jalan, Kebanyakan Nanya…Merepotkan!

Tinggalkan komentar